KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM KONTEKS
MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH
(Studi Multikasus pada SMP N 1 Banyudono, SMP N 1 Simo,
SMP N 1 Klego Kabupaten Boyolali)
Oleh: AHMADI
ABSTRACT
AHMADI, Q.100.030.001. Principal’s Perfomance in Context of School-Based
Quality Development Management (MPMBS) – Study in SMP Negeri (Sekolah
Menengah Pertama – Junior High School) in Boyolali Regency. Thesis :
Magisterial Program of Muhammadiyah University of Surakarta.
This research has an objective to obtain clear description about Principal’s
Perfomance in : (1) Understanding the basic concept of school-based quality
development management; (2) Principle’s readiness in arranging planning
program of school-based quality development management; (3) Coordinating
resources existing in both in school and out-school in implementing school-based
quality development management; and (4) Implementing of supervising, guiding
and also evaluating and reporting the implementation of school-based quality
development management.
This research is done in three SMP Country in Boyolali sub-province.
Descriptive Method Research qualitative with double study strategy, intake of
sampel done with sampling purposive, data collecting through circumstantial
interview, direct observation share is passive, document analysis and kuesioner.
selected to informan consist of Headmaster, teacher, student, old people / school
committee. developed by Data analysis is interaktif analysis. Utilize to test of
data validity used Trianggulasi method and also key informan review.
This research conclude that : Headmaster performance in MPMBS context
in three SMP Country in Boyolali have goodness. This matter is shown with :
(1) Headmaster performance in comprehending elementary concept of MPMBS
enough nicely.Headmaster can cooperate with society and also teacher by
scheduling for meeting routinely. Headmaster also very is paying attention of
pupil and also teacher. (2) Headmaster performance in compiling good enough
MPMBS execution program. This matter is shown ably in compiling MPMBS
proposal. This Compilation relate at school mission and vision. (3) Performance
headmaster in coordinated resource exist in in and also extramural have nicely.
This matter is shown entangled all school stakeholder, good of teacher, committee
and also employees go to school in compiling program activity of school.
(4) Performance headmaster in doing tuition, observation, evaluation and report
MPMBS execution have goodness. This matter see from its schedule of activity of
supervision, meeting coordinate and evaluate with and also teacher compilation of
MPMBS performance report. (5) Achievement go to school from result of
MPMBS execution enough nicely. This matter see from pure value mean of tired
UAN 6,5. This result far the above interest standard pass of Test National that is
4,26. Medium achievement of is non academic can yield champion in so many
race.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah
pendidikan yang dialami bangsa Indonesia saat ini. Dari berbagai pengamatan
dan analisis Depdiknas, sedikitnya ada 3 faktor yang menyebabkan mutu
pendidikan nasional tidak mengalami peningkatan secara merata ( Depdiknas
2001: 1-2 ). Faktor tersebut yaitu: (1)Kebijakan dan penyelenggaraan
pendidikan nasional menggunakan pendekatan education production function
atau input-output analisys yang dilaksanakan secara tidak konsekuen; (2)
Penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara birokratik sentralistik;
(3) Peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam
penyelenggaraan pendidikan sangat minim.
Pendidikan yang bermutu rendah, akan menghasilkan sumber daya
manusia (SDM) yang rendah kualitasnya. Sumber daya manusia yang bermutu
rendah akan menghambat pembangunan nasional. Rendahnya kualitas
pendidikan akan menjadi batu sandungan dalam era globalisasi, karena era
globalisasi merupakan era persaingan mutu atau kualitas. Mulyasa ( 2004: 4)
mengemukakan, bahwa rendahnya kualitasumber daya manusia merupakan
masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan
ekonomi nasional.
1
2
Mulyasa (2004: 5) mengemukakan indikator – indikator yang
menunjukan bahwa pendidikan belum mampu menghasilkan sumber daya
manusia berkualitas dapat diidentifikasikan sebagai berikut yaitu:
1. Adanya tenaga kerja yang sering terkatung-katung tanpa pemecahan yang
jelas.
2. Banyaknya isu teroris, Indonesia dituduh sarang teroris.
3. Bangsa Indonesia merupakan bangsa koruptor.
4. Banyaknya generasi muda, pelajar, mahasiswa terlibat dalam narkoba, vcd
porno, dan perjudian.
5. Belum tumbuh budaya mutu, budaya malu dan budaya kerja.
Berdasarkan hal tersebut di atas perlu diadakan perubahan-perubahan
dalam sistem pendidikan nasional. Diberlakukannya Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional 2003 (Undang-Undang Sisdiknas 2003) dan Undang-
Undang no 22 dan 25 tahun 1999 tentang otonomi daerah, diharapkan dapat
menghasilkan perubahan yang cukup mendasar, terutama tentang manajemen
dan kurikulum, yang tentu akan diikuti oleh perubahan- perubahan lainnya.
Perubahan-perubahan tersebut misalnya: perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pendidikan diperlukan manajemen yang tepat dan pengembangan
sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan lapangan. Manajemen
pendidikan yang dulu menjadi wewenang pusat, maka dengan adanya
otonomi daerah dan manajemen berbasis sekolah, kewenangan bergeser
kepada sekolah di bawah koordinasi dan pengawasan pemerintah daerah kota
atau kabupaten.
3
Perubahan-perubahan tersebut diharapkan dapat memecahkan
masalah-masalah pendidikan, baik masalah konvensional maupun masalah
yang muncul bersama munculnya ide-ide baru. Di samping itu perubahan –
perubahan itu diharapkan dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi
peningkatan kualitas pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia
(SDM) untuk menghadapi globalisasi.
Perubahan-perubahan tersebut menuntut berbagai tugas yang harus
dikerjakan oleh para tenaga pendidikan sesuai dengan peran dan fungsinya
masing-masing, mulai dari level mikro yakni tenaga pendidik di sekolah,
kepala sekolah, dan guru sebagai sebagai penentu kualitas pendidikan di
sekolah.
Dalam prospek globalisasi dan otonomi daerah, desentralisasi
pendidikan, serta menyukseskan manajemen peningkatan mutu berbasis
sekolah, kepala sekolah merupakan figur sentral yang harus menjadi teladan
bagi tenaga pendidik lainnya di sekolah. Mulyasa ( 2004: vi ) mengemukakan
bahwa untuk menunjang keberhasilan perubahan- perubahan pendidikan
dibutuhkan kepala sekolah yang profesional, yang mau dan mampu
melakukan perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi terhadap berbagai
kebijakan dan perubahan yang dilakukan secara efektif dan efisien.
Berdasarkan hasil pengamatan Depdiknas terhadap sekolah – sekolah
yang sedang melakukan uji coba manajemen berbasis sekolah dan kurikulum
berbasis kompetensi, masih banyak kepala sekolah yang belum siap mengikuti
perubahan atau menerapkan ide-ide baru di sekolahnya. Ketidak siapan
4
tersebut karena kurang profesionalnya sebagai tenaga pendidikan untuk
menjadi kepala sekolah yang profesional, yang dapat mendorong tenaga
kependidikan untuk dapat berkolaborasi serta bekerja sama dalam
meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
Untuk dapat menjadi kepala sekolah yang profesional memang tidak
mudah. Banyak hal yang harus dipahami dan dipecahkan serta banyak strategi
yang harus dikuasai. Di samping itu juga perlu pengangkatan kepala sekolah
yang profesional. Sudah bukan waktunya lagi menjadi kepala sekolah seumur
hidup. Kepala sekolah dipilih dalam satu periode tertentu ( 4-5 tahun ). Setelah
dilakukan pilihan baru, kepala sekolah menjadi guru lagi, sehingga tumbuh
iklim demokrasi di sekolah. Hal ini dapat mendorong terciptanya iklim yang
kondusif bagi terciptanya kualitas pembelajaran yang optimal untuk
mengembangkan potensi siswa, sehingga dapat mendorong visi menjadi aksi
dalam paradigma baru manajemen pendidikan.
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas dan fenomena kinerja kepala
sekolah di Kabupaten Boyolali, maka penulis ingin mengetahui kinerja kepala
sekolah dalam konteks Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri Kabupaten Boyolali, khususnya pada
sekolah yang telah melaksanakan manajemen peningkatan mutu berbasis
sekolah .
5
B. Rumusan Masalah
Masalah pokok yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana
kinerja kepala sekolah dalam konteks manajemen peningkatan mutu berbasis
sekolah, baik ditinjau dari kemampuan internal maupun kemampuan eksternal
kepala sekolah.
Dari rumusan masalah pokok tersebut, dapat diuraikan menjadi
beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kinerja kepala sekolah dalam memahami konsep
manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS ) ?
2. Bagaimana kinerja kepala sekolah dalam menyusun rencana program
pelaksanaan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) ?
3. Bagaimana kinerja kepala sekolah dalam mengkoordinasikan sumber
daya yang ada di sekolah maupun di luar sekolah dalam melaksanakan
manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS)?
4. Bagaimana kinerja kepala sekolah dalam hal :
a. melakukan pengawasan dan bimbingan dalam
melaksanakan MPMBS ?
b. mengevaluasi pelaksanaan MPMBS ?
c. melaporkan penyelenggaraan manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah kepada yang berwenang ?
5. Bagaimana prestasi sekolah dari hasil pelaksanaan manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah, baik prestasi akademik maupun
prestasi nonakademik ?
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini untuk
memperoleh gambaran yang jelas tentang hal berikut :
1. Kinerja kepala sekolah dalam memahami konsep manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah.
2. Kinerja kepala sekolah dalam menyusun rencana program pelaksanaan
manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah.
3. Kinerja kepala sekolah dalam mengkoordinir sumber daya yang ada di
sekolah maupun di luar sekolah dalam melaksanakan manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah.
4. Kinerja kepala sekolah dalam melakukan pengawasan, pembimbingan,
serta mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah kepada pihak yang berwenang.
5. Prestasi sekolah dari hasil manajemen peningkata mutu berbasis
sekolah, baik prestasi akademik maupun nonakademik.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah, maka hasil penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Bahan masukan kepada Depdiknas Kabupaten Boyolali dalam rangka
pembinaan kepala sekolah dalam konteks manajemen peningkatan mutu
berbasis sekolah.
7
2. Bahan masukan kepada kepala sekolah di Kabupaten Boyolali dalam
rangka peningkatan pemahaman dan keterampilan menerapkan
manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah.
3. Bahan masukan kepada sekolah di Kabupaten Boyolali dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan.
4. Bahan masukan kepada peneliti lain, sebagai acuan untuk
mengadakan penelitian yang berkaitan dengan manajemen peningkatan
mutu berbasis sekolah.
KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM KONTEKS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH
Label:
Tesis-MPd-PASCA SARJANA