IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN PARTISIPATORIS DI SD NEGERI SAMBIREJO 4 DAN SD NEGERI KADIPIRO 1 KABUPATEN SRAGEN
oleh: RUSMIARSI
ABSTRAC
The purpose of this research is to obtain about the participatory leadership implementation On Sambirejo 4 Basic School and Kadipiro 1 Basic School, difficulty that happen belong participatory leadership implementation On Sambirejo 4 Basic School and Kadipiro 1 Basic School an that solutions, describe the participatory leadership implementation effect on Sambirejo 4 Basic School and Kadipiro 1 Basic School for educational quality.
The research results of many respondents used the purposive sampling technique they are: learn head teacher, learn teacher, school committee with the data collecting methods are interview, observation, and documentation. Interview and documentation are used to get the valid and reliable data, while documentation used to gain the supplementary data, then make a data analysis used the interactive analysis. Data collecting in this research is observes the systematic story, interview result gained latest. The next step that is trying to make a conclusion.
The conclusion of this research about the participatory leadership implementation on Sambirejo 4 Basic School and Kadipiro 1 Basic School is good because all stakeholder participate on school program planning. After all, participatory leadership implementation On Sambirejo 4 Basic School and Kadipiro 1 Basic School is democratic. (2) Difficulty to participatory leadership implementation is participate not yet all. The solutions is school program to be subsisted to public before decision making. To optimally participatory leadership implementation is growth stakeholder participation in school program and knowing intensifly school activity. (5) The effect of participatory leadership implementation is educational quality increasing witha succesfully become favorite school in Sambirejo. (6) The effect of participatory leadership implementation is educational quality increasing witha succesfully become favorite school in Sambirejo
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era reformasi, peningkatan mutu pendidikan secara terus menerus dilakukan, diantaranya dengan adanya kebijakan otonomi daerah yang telah digulirkan melalui ketetapan MPR No. XV/MPR/1998, dan lahirnya UU Nomor 25 tahun 2000 tentang Pembagian Kewenangan antara Pusat dan Daerah membawa dampak pada pengelolaan bidang pendidikan yang selama ini sentralistik menuju pada desentralistik. Desentralisasi pengelolaan pendidikan mengandung arti adanya pelimpahan wewenang berkaitan dengan konsentrasi perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan diberikan pada tingkat yang lebih bawah.
Realisasi otonomi dalam bidang pendidikan diberikan pada tingkat sekolah dengan anggapan bahwa sekolah sebagai lembaga tempat penyelenggaraan pendidikan yang merupakan sebuah sistem dengan memiliki berbagai perangkat dan unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Secara internal sekolah memiliki perangkat kepala sekolah, guru, murid, kurikulum, sarana dan prasarana. Sementara secara eksternal sekolah memiliki dan berhubungan dengan instansi lain baik secara vertikal maupun horisontal yang sama-sama ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sekolah merupakan organisasi penyelenggara pendidikan yang langsung berhubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) sehingga sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman vang dihadapinya. Oleh karena itu perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan harus melibatkan sekolah sebagai penyelenggara terdepan dalam proses pendidikan. Otonomi pengelolaan sekolah mengandung arti bahwa sekolah diberi keleluasaan dalam mengelola sumber dayanya sesuai dengan prioritas kebutuhan sekolah. Sehingga otonomi sekolah merupakan suatu upaya menampilkan kemandirian sekolah melalui pemberdayaan semua potensi yang tersedia ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia akan terwujud dengan baik apabila didukung secara optimal oleh kepemimpinan yang baik. Mutu pendidikan sangat berkaitan dengan kepemimpinan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Oleh karena itu dalam upaya peningkatan mutu pendidikan perlu pula dilakukan upaya pola kepemimpinan partisiparotis. Realitanya dalam kepemimpinan partisipatoris itu masih ada kesenjangan seperti belum terintegrasinya stakeholder secara menyeluruh dalam rangka peningkatan mutu yang diharapkan.
Kepala sekolah sebagai top manajer diharapkan dapat memainkan peranannya dalam mempengaruhi bawahanya, khususnya para guru dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Untuk melaksanakan pekerjaan seperti itu tidaklah mudah karena pekerjaan itu menuntut adanya sejumlah hal yang harus dimiliki olehnya. Mereka tidak hanya dituntut memiliki kemampuan di bidang pengetahuan, tetapi juga hams memiliki keterampilan mengendalikan emosi untuk dapat memahami diri sendiri dan orang lain. Berdasarkan hasil studi pendekatan sifat (the trait approach), ada tiga macam sifat pribadi yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin agar dapat berhasil dalam memimpinnya, yakni :
1) ciri-ciri fisik (physical characteristics) seperti tinggi badan dan penampilan; 2) kepribadian (personality), seperti menjunjung tinggi harga diri (self esteem), berpengaruh (dominant), dan stabilitas emosi; dan 3) kemampuan atau kecakapan (ability), seperti kecerdasan umum (general intelligence), lancar berbicara (verbal fluency), keaslian (originality), dan sense sosia\ (social insight).
Sekolah merupakan intuisi yang memegang peranan penting dalam menentukan mutu pendidikan dan kepala sekolah adalah pelaku utama yang memainkan peranan sekolah. Peningkatan mutu sekolah memerlukan kepala sekolah yang bertumpu :
(a) Memandang bahwa sumber daya yang ada adalah guna menyediakan dorongan yang memadai bagi guru-guru.
(b) Mencurahkan banyak waktu untuk pengelolaan dan koordinasi proses instruksional.
(c) Berkomunikasi secara teratur dengan staf, orang tua, siswa, dan anggota masyarakat di sekitarnya.
Richard C. Williams( 1974:19), mengemukakan bahwa "The leader behavioral school principal is one determinant of the ability of a school to attain it's state educational goal". Pandangan tersebut menunjukkan bahwa setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk membantu mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian kemampuan kepemimpinan kepala sekolah dapat menciptakan inovasi dan perubahan-perubahan sekolah.
Paul Harling (1984:30) mengemukakan "The importance leadership in the process of inovation and change within an education organization is widely acknowledge'1, kepemimpian merupakan faktor yang sangat menentukan terjadinya inovasi dan perubahan di sekolah.
Kedua pendapat tersebut masih relevan dijadikan suatu inspirasi bahwa begitu pentingnya peran dan fungsi kepala sekolah dalam rangka pembaharuan dan perubahan di lingkungannya, yang mengarah pada peningkatan kualitas pendidikan. Secara realitas di lapangan, nampak bahwa masalah kepala sekolah masih menjadi persoalan bahkan tidak lepas dan fenomena yang muncul ke permukaan mulai dari rekrutmen (promosi), dengan penyalahgunaan wewenang dalam pcngolahan sumber daya, dan kemerosotan wibawa kepemimpinan. Yang seluruhnya saling tcrkait dalam sistem, dan mekanisme yang ada. Fenomena tersebit dihadapkan pada berbagai percepatan tuntutan yang begitu mendesak, namun secara dinamika organisasi, dapat dijadikan suatu peluang untuk perbaikan di masa depan. Salah satu hal yang menurut penulis berkenan dengan kepala dalam rangka peningkatan pendidikan adalah perlu adanya suatu formulasi penilaian obyektif dan selaras dengan tuntutan dan kewilayahan.
Kepala Sekolah juga berupaya memperbaiki manajemen pendidikan dasar adalah dengan cara : (1) melaksanakan desentralisasi bidang pendidikan secara bertahap, bijaksana dan profesional, termasuk peningkatan peranan Komite Sekolah dengan mendorong daerah untuk melaksanakan rintisan penerapan konsep pembentukan Dewan Sekolah; (2) mengembangkan pola penyelenggaraan pendidikan berdasarkan manajemen berbasis sekolah untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya pendidikan dengan memperhatikan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat; (3) meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, seperti diversifikasi penggunaan sumber daya dan dana; (4) mengembangkan sistem insentif yang mendorong kompetisi yang sehat baik antarlembaga dan personel sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan; (5) memberdayakan personel dan lembaga, antara lain, melalui pelatihan yang dilaksanakan oleh lembaga profesional. Program pemberdayaan ini perlu diikuti dengan pemantauan dan evaluasi secara bertahap dan intensif agar kinerja sekolah dapat bertahan sesuai dengan standar mutu pendidikan yang ditetapkan; (6) meninjau kembali semua produk hukum di bidang pendidikan yang tidak sesuai lagi dengan arah dan tuntutan pembangunan pendidikan; dan (7) merintis pembentukan badan akreditasi dan sertifikasi mengajar di daerah untuk meningkatkan kualitas tenaga kependidikan secara independen.
Akan tetapi pada umumnya Kepala Sekolah negeri di Indonesia memiliki otonomi yang terbatas dalam mengelola sekolah dan mengalokasi sumber daya yang diperlukan. Tambahan pula, kepala sekolah kebanyakan tidak .dilengkapi dengan kemapuan manajerial kepemimpinan yang memadai. Banyak diantara kepala sekolah yang hanya mengikuti pelatihan beberapa hari tentang konsep administrasi dan orienlasi peraturan kebijaksanaan pendidikan ketika mereka baru menjabat sebagai kepala sekolah. Selain itu promosi sebagai
kepala sekolah secara ketat didasarkan pada urutan jenjang kepangkatan, dan belum ada suatu pola yang mantap (World Bank Study, 1988).
Michael Fulan (199:12), mengemukakan isi pokok lemahnya peraturan kepala sokolah dalam mengelola lembaganya. Ada tiga faktor, yaitu : pertama, pada umumnya kepala sekolah (khususnya sekolah negeri) memiliki otonomi yang sangat terbatas dalam mengelola sckolahnya atau dalam memutuskan pengalokasian sumber daya. Kedua, pada sisi kepala sekolah sendiri, diidentifikasi bahwa kepala sekolah kurang memiliki ketrampilan untuk mengelola sekolah dengan baik. Ketiga, kecilnya peran masyarakat dalam pengelolaan sekolah, padahal perolehan dukungan dari masyarakat merupakan bagian dari peran kepemimpinan kepala sekolah. Oleh sebab itu menarik perhatian penulis untuk menganalisis upaya-upaya apa yang dapat disumbangkan kepada suatu rencana atau keadaan di masa depan berkenaan dengan pendidikan, dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
Salah satu hal yang menjadi perhatian, baik secara konseptual maupun praktik di lapangan pendidikan, yaitu kepemimpinan partisipatoris kepala sekolah khususnya di Sekolah Dasar Negeri Kadipiro 1 sebagai salah satu sekolah yang lokasinya berada di daerah pedesaan dan Sekolah Dasar Negeri Sambirejo 4 sebagai sekolah yang lokasinya berada di kota Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Permasalahan yang mendasar dari kepemimpinan partisipatoris di kedua sekolah dasar tersebut bahwa kepemimpinan partisipatoris dapat berjalan dengan baik sehingga kedua sekolah tersebut menjadi sekolah favorit di Kecamatan Sambirejo. Perbedaan mendasarnya hanya masalah lokasi dimana satu sekolah berada di wilayah pedesaan dan perkotaan. Bahkan Sekolah Dasar Negeri Kadipiro 1 menjadi salah satu sekolah favorit di Kabupaten Sragen. Jadi permasalahan yang menarik penulis untuk mengadakan penelitian adalah hal yang melatarbelakangi keberhasilan kedua sekolah yang berlainan dasar kewilayahan tersebut dalam melaksanakan kepemimpinan partisipatoris.
B. Identifikasi Masalah
Uraian di atas khususnya berkaitan dengan kepemimpinan partisipatoris di Sekolah Dasar Negeri Kadipiro 1 dan Negeri Sambirejo 4, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1.Kepemimpinan partisipatoris sekolah memegang peran yang besar terhadap peningkatan kualitas pendidikan, namun kepemimpinan partisipatoris sekolah selama ini belum dioptimalkan dan belum terorganisir secara baik.
2.Belum optimalnya kepemimpinan Kepala Sekolah diduga menyebabkan belum tercapainya tujuan pendidikan seperti yang diharapkan.
C. Fokus Penelitian
Penelitian difokuskan pada kepemimpinan dalam pengorganisasian kegiatan pembelajaran serta pengambilan keputusan di Sekolah Dasar Negeri Kadipiro 1 dan Negeri Sambirejo 4. Subyek yang diteliti ialah kepala sekolah dan guru di Sekolah Dasar Negeri Kadipiro 1 dan Negeri Sambirejo 4.
D. Perumusan Masalah
Atas dasar latar belakang masalah tersebut di atas maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan kepemimpinan partisipatoris di Sekolah Dasar Negeri Kadipiro 1 dan Negeri Sambirejo 4 Kabupaten Sragen ?
2. Kendala-kendala apakah yang terjadi dalam mewujudkan kepemimpinan partisipatoris di Sekolah Dasar Negeri Kadipiro 1 dan Negeri Sambirejo 4 Kabupaten Sragen dan bagaimana upaya mengatasinya ?
3. Bagaimanakah dampak pelaksanaan kepemimpinan partisipatoris terhadap mutu pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Kadipiro 1 dan Negeri Sambirejo 4 Kabupaten Sragen ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1.Menganalisis pelaksanaan kepemimpinan partisipatoris di Sekolah Dasar Negeri Kadipiro 1 dan Negeri Sambirejo 4 Kabupaten Sragen.
2. Mendeskripsikan kendala-kendala yang terjadi dalam mewujudkan kepemimpinan partisipatoris di Sekolah Dasar Negeri Kadipiro 1 dan Negeri Sambirejo 4 Kabupaten Sragen dan upaya mengatasinya.
3. Mendeskripsikan dampak pelaksanaan kepemimpinan partisipatoris terhadap mutu pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Kadipiro 1 dan Negeri Sambirejo 4 Kabupaten Sragen.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Pengkajian kepemimpinan partisipatoris berguna untuk menemukan pola kepemimpinan yang relevan dan sesuai dalam bidang pengembangan ilmu. Bagi pengembangan ilmu bermanfaat antara lain : (a) menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama tentang kepemimpinan partisipatoris, (b) peneliti dapat menyumbangkan gagasan yang berkaitan dengan kepemimpinan partisipatoris sekolah, dan (c) hasil-hasil yang diperoleh dapat menimbulkan permasalahan baru untuk diteliti lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
Pengelolaan pendidikan yang memperhatikan kepemimpinan partisipatoris sekolah dapat mempengaruhi peningkatan kualitas pendidikan. Perbaikan pendidikan dewasa ini diperlukan kepemimpinan partisipatoris sekolah yang dapat mempengaruhi dan membuat aktivitas-aktivitas komponen sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Sehingga penelitian ini bermanfaat bagi pihak yang berkaitan dengan dunia pendidikan antara lain :
a. Bagi Pengelola Pendidikan :
1)Temuan ini dapat dijadikan pertimbangan kebijakan dan bermanfaat bagi pengelola pendidikan dalam rangka meningkatkan kepemimpinan partisipatoris kepala sekolah.
2)Pengelola pendidikan dapat mengambil kebijakan tentang pemecahan masalah secara tepat, efektif dan efisien dengan mengetahui permasalahan yang dihadapi sekolah.
b. Bagi Kepala Sekolah dan Guru :
1)Kepala sekolah dan guru dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan mereka atas dasar temuan ini.
2)Pengetahuan kepala sekolah dan guru meningkat dan mempunyai wawasan yang lebih luas, sehingga dapat bermanfaat misalnya untuk memperbaiki kelemahannya.
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Anwar Prabu Mangkunegoro. 2003. Psikologi Perusahaan. Jakarta : Trigenda Karya.
Achmad Sanusi. 1999. Analisis, Administrasi, Manajemen dan Kepemimpinan. Surabaya: Usaha Nasional.
Agus Darma . 2000. Manajemen Supervisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Bintoro Tjokroamidjojo. 1991. Perilaku Organisasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Depdikbud. 2000. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikdasmen Direktorat SLTP.
Edwart Sallis. 1993. Total Quality Management in Educational. London : Kogam Page Ltd.
Edwin A. Lockle. 1997. Educational System Planning. New York : Prentice Hall. Inc.
Emung Faky. 1992. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta : CV. Haji Masagung.
Hardjono. 1991. Seri Psikologi Industri. Yogyakarta : Penerbit Liberty.
John Batik. 1995, The Essence of Total Quality Management, United States of Amerika : Prentice Hal International (UK) Ltd.
John Suprihanto. 2003. Tipe Organisasi dan Kepemimpinan. Jakarta : Bumi Aksara.
Kartini Kartono. 1993. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : PT. Raha Grafindo Persada.
Kartini Kartono. 1998. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Karyadi. 1994. Ketenagakerjaan : Prinsip dan Kasus. Jakarta : BPFE.
Koontz, Harold Cyrl O Donnel and Heinz Weinrich. 1997. Management Eight Edition. Aucland : Mc Graw Hill International Book Company.
Marjanis. 2001. Kontribusi Motivasi Kerja dan Persepsi Guru Mengenai Kepemimpinan Madrasah terhadap Disiplin Kerja Guru, Tesis Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang. .
Michael Fulan. 1988. Management, Principles And Practices, New York : Mac Millan C.O.
Miffah Thoha. 1994. Perilaku Organisasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Millet, Jhon D. 1993. Physiological Management. New York :Englishwood Cliflfe Inc.
Mohammad Ali. 1999. Kinerja Guru sebagai Tenaga Profesional. Semarang : Panca Karya.
Muhammad Furqon. 2000. Supervisi Pendidikan. Jakarta : Cidesindo.
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung : Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.
Nanang Fattah. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Nasution, S. 2000. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito.
Onong U. Effendy. 2000. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Pamudji 1998. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia untuk Pembangunan. Jakarta: Depdikbud.
Paul Harling. 199. Organizational Behavior. New Jersey : Prentice-Hall International Englewood Cliffs.
Philip Coombs. 1995. Educational Psychology : Concept and Implementation. New York. Macmilan Publishing Co. Inc.
Pradjudi. 1997. Sumber Daya Manusia. Yogyakarta, Econesia.
Richard Wiliams James. 1994. Personal Leadership : A Practical Approach for Achieving Individual and Organization Freedom. New York : Chrisp Publications
Robert Bacal. 2001. Performance Management. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Samana, A. 1994. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta : Kanisius.
Samboedi. 1993. Kepemimpinan dan Pendelegasian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Sarwoto 1996. Manqjemen Kepegawaian, Alumni, Bandung.
Siagian, Sondang P. 1997. Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
Soebagio Atmodiwirio. 2000. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : PT. Ardadzya Jaya
Soetarto. 1991. Kepemimpinan Dan Motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Stephen P. Robbins. 1993. Perilaku Organisasi, Alih Bahasa, Tims Indeks. Jakarta : Indeks Kelompok Gramedia.
Sumartono. 2002. Output dan Outcome Pendidikan. Semarang : Alfabeta.
Sutopo, HB. 1992. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press.
Sutrisno Hadi. 1997. Metodologi Research, Kapita Selekta Psikologi Karyawan, Yogyakarta : Yayasan Penerbit FIP IKIP Yogyakarta.
Terry, George R. 1997. Principle of Management, Seventh Edition. Illinois : Home Wood.
Timpe A. Dale. 1999. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia : Kinerja. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Wahyo Sumidjo. 1995. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Winarno Surakhmad. 1998. Dasar dan Tehnik Reseach, Bandung : T'arsito.
Participatory Leadership Implemetation on.....
Label:
Tesis-MPd-PASCA SARJANA